Wonogiri-kabarwonogiri.com-Kebakaran Pasar Slogohimo menimbulkan sejumlah dampak bagi para pedagang. Para pedagang meminta modal usaha tanpa bunga, tidak adanya penarikan retribusi saat berjualan di pasar darurat hingga penyidikan penyebab kebakaran.
Diketahui, Pasar Slogohimo terbakar pada 28 September 2023 sekitar pukul 16.00 WIB. Pada Selasa (10/10) para pedagang yang terdampak kebakaran beraudiensi dengan Bupati Wonogiri di Pendapa Kecamatan Slogohimo.
Salah satu pedagang pasar, Widodo mengungkapkan jika ia bersama pedagang lain membutuhkan modal usaha. Ia berharap ada keringanan saat meminjam uang untik modal.
“Saat ini kami butuh modal usaha. Kami minta pinjaman (untuk modal usaha) tanpa bunga. Kami yakin pasti Pak Bupati punya solusi,” kata Widodo.
Sementara itu, Ketua Paguyuban Pedagang Pasar Slogohimo Joko Pranowo meminta agar saat para pedagang berjualan di pasar darurat tidak ditarik retribusi.
“Untuk kepastian, kami juga meminta penyidikan penyebab kebakaran. Sehingga semuanya bisa lebih tahu,” kata Joko.
Menanggapi hal itu, Bupati Wonogiri Joko Sutopo mengatakan jika pinjaman modal tanpa bunga tidak memungkinkan. Namun pihaknya akan mengenalkan pinjaman seperti KUR, mitra dan program pemerintah yang merepresentasikan pemerintah hadir dalam opsi permodalan.
“Nanti kami pertemukan (pedagang) dengan perbankan, BRI, BPD (Bank Jateng). Audiensi program aoa yang ada pinjaman modal dengan bunga minim di bawah bunga konvensional,” kata pria yang akrab disapa Jekek.
Selain itu, kata Joko, pihaknya akan memfasilitasi pedagang yang saat ini masih mempunyai pinjaman. Pedagang yang mempunyai pinjaman bank yang dijamin LPSK atau OJK berarti sudah terlindungi asuransi. Namun Pemkab tetap membantu melakukan inventarisasi dan identifikasi.
Terkait retribusi, Jekek memastikan para pedagang tidak ditarik retribusi selama berjualan di pasar darurat. Sebab para pedagang sedang mengalami musibah.
Ia mengatakan, Pemkab ingin menghidupkan perkonomian masyarakat. Menurutnya penarikan retribusi dengan aspek kerugian yang dialami pedagang tidak seberapa.
Jekek menegaskan jika pihaknya lebih baik kehilangan PAD dengan tidak memungut retribusi di pasar darurat. Namun dengan begitu ia meyakini potensi ekonomi di sana bisa pulih lebih cepat.
“Dengan kerugian yang dialami pedagang, masih punya pinjaman masih dibebani sesuatu potensi yang tidak sebanding dengan risikonya. Memulihkan potensi Slogohimo, psikis dan menuju kenormalan,” kata Jekek.