Wonogiri-kabarwonogiri.com-Kondisi gajah di Taman Satwa Waduk Gajah Mungkur Wonogiri viral di media sosial karena kakinya dirantai. Pengelola buka suara terkait hal tersebut.
Kondisi itu viral setelah ada unggahan di media sosial salah satu tokoh publik. Dalam unggahan itu disebutkan kondisi gajah selalu dirantai dan berada di kandang kecil yang tidak layak. Selain itu, disebutkan gajah menunjukkan perilaku stress.
Menanggapi hal itu, Kepala Dinas Kepemudaan, Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Wonogiri, Haryanto, mengucapkan terima kasih atas saran, kritik dan masukan dari masyarakat terkait kondisi satwa di sana.
Ia menjelaskan keberadaan gajah di taman satwa Waduk Gajah Mungkur itu sudah sesuai dengan prosedur atau mekanisme yang ada. Ada sepasang gajah disana bernama Panamtu dan Sari.
“Dari BKSDA sendiri selalu melakukan pemantauan secara rutin. Sehingga untuk kesehatan, kandang gajah sudah layak,” kata Haryanto Minggu (5/1/2025).
Haryanto mengatakan pengelolaan taman satwa di sana sudah mengantongi surat izin. Tidak mungkin di sana ada gajah jika tidak memiliki izin sebagai lembaga konservasi.
“Tidak bisa kalau tidak berizin. Harus ada izin dari BKSDA. (Dinyatakan) layak, sejak tahun 2013. Kalau tidak standar, tidak mungkin keluar izin sebagai lembaga konservasi,” jelasnya.
Soal kondisi gajah yang disebutkan selalu dirantai, menurutnya kondisi nyata di lapangan tidak seperti itu. Gajah hanya dirantai di waktu-waktu tertentu saja.
Gajah yang waktu itu dirantai, kata dia, sedang dalam masa birahi. Saat birahi gajah menjadi sangat agresif sehingga perlu dirantai demi menjaga keselamatan.
“Kebetulan birahi, jadi untuk menjaga keselamatan khususnya pengunjung, mahout (pawang) dan dokter hewan yang selalu merawat gajah yang ada disini,” kata Haryanto.
Selain itu, setiap hari dua gajah itu selalu dilepas oleh mahout untuk diajak berkeliling di area waduk agar gajah tidak mengalami stress. Gajah itu dilepas sebelum objek wisata dibuka atau saat belum ada pengunjung. Ketika pengunjung berdatangan, gajah dikembalikan ke kandangnya.
“Setiap pagi walaupun kondisi birahi, sebelum ada pengunjung dari teman-teman mahout selalu melepas gajah. Dilepas secara liar, dinaiki, dimandikan agar gajah tidak mengalami stress,” jelasnya.
Haryanto memastikan gajah dalam kondisi sehat dan tidak stress. Hal itu bisa dilihat dari kulit, kuku, bulu, berat badan dan sifat gajah.
Pantauan di lokasi, gajah betina bernama Sari juga kerap berinteraksi dengan pengunjung. Sari juga mendengarkan instruksi dari pawang ketika diminta berpose dengan pengunjung.
“Kondisi riilnya seperti itu. Kami sebagai organisasi yang berhak mengelola ini kewenangan kami. Kami sudah melaksanakan perawatan gajah dengan sebaik mungkin,” kata Haryanto.