Wonogiri-kabarwonogiri.com-Makanan tradisional legendaris banyak ditemui di wilayah Kecamatan Giriwoyo Wonogiri. Salah satunya adalah nasi kuning Mbok Sriwi yang berlokasi di.Dusun Tukluk, Desa Sejati.
Bukanya pun cukup unik, hanya di malam pasaran jawa tertentu alias tidak setiap hari. Warung Mbok Sriwi hanya buka pada malam Kliwon.
Warung Makan Sego Kuning Mbok Sriwi ini sudah turun-temurun hingga tiga generasi. Pemilik warung, Sriwi, mengatakan jika warungnya itu sudah ada sejak 1965.
Lokasinya warungnya tidak dipinggir jalan raya. Warung ini berada di tengah perkampungan, sekitar 250 meter dari Jalan Raya Giriwoyo-Giritontro.
Sego kuning Mbok Sriwi bukan nasi yang berwarna kuning. Namun kuah sayurnya yang berwarna kuning.
Menurut Sriwi banyak yang mengira kalau nasi kuning itu seperti nasi ulang tahun. Kemudian banyak yang datang untuk membuktikannya.
“Pasar Giriwoyo kan pasarannya Kliwon. Nah saya kan jualannya mulai Wage sore atau malam Kliwon. Kalau dagangannya tidak habis, paginya dijual ke pasar. Kalau di pasar jam 06.00 WIB juga sudah habis terjual. Bahkan terkadang sudah habis sejak malam dan tidak sempat ke pasar,” kata Sriwi.
Warung Sego Kuning Mbok Sriwi menyajikan berbagai macam menu tradisional, diantaranya Nasi sayur kuning, krengseng, gudangan dan gorengan.
Sayur kuning berbahan dasar pepaya muda. Kuah sayur berwarna kuning karena ada campuran kunir dalam bumbunya. Sementara itu nasi yang disajikan dikepal terlebih dahulu atau dibuat bulat dengan ukuran seperti bakso.
“Sejak awal buka nasinya memang dikepal, dibuat bulat, glindingan. Tujuannya ya biar nasinya padat dan pulen. Kalau satu porsi sego kuning biasanya ada empat kepalan nasi,” ungkapnya.
Sego kuning ini bisa disantap dengan berbagai lauk yang disediakan, seperti ayam kampung, telur, tahu, tempe dan sambal bawang. Semua lauk itu dimasak seperti sayur kuning. Biasanya dalam sekali buka menghabiskan tujuh ayam kampung jawa dan delapan kilogram telur.
Cara memasak semua menu di sana masih menggunakan cara tradisonal. Misalnya saat memasak nasi, masih menggunakan dandang dan kukusan bambu. Saat memasak sayur, lauk dan menggoreng masih menggunakan tungku kayu bakar.
Penyajiannya pun juga masih menggunakan daun jati. Aroma daun jati akan menambah kelezatan sego kuning.
Sriwi berdagang di rumahnya sendiri. Pembeli bisa menyantap makanan di dalam maupun teras rumah. Bangunan rumahnya masih terbuat dari kayu dan lantainya masih terbuat dari tegel.
“Kalau nasi kuning ayam satu porsi Rp15.000, untuk lauk telur Rp8.000. Kalau satu porsi sego kuning kan sudah ada nasi sama sayur pepaya muda kuningnya. Nah kalau tambah sayur gudangan atau krengseng nambah lagi,” kata Sriwi.