Wonogiri-kabarwonogiri.com-Capres(calon presiden) Ganjar Pranowo berdiskusi dengan pedagang pasar Wonogiri Kota.Ganjar menyebut ada problem serius terkait kebutuhan pokok yakni meroketnya harga beras.
“Kayaknya ada hubungannya antara produksi padi dengan harga beras. Ternyata kurang lebih sudah beberapa bulan, sekitar 4 atau 6 bulan ya, pedagang tidak tahu pasti. Harga beras berbulan-bulan naik tidak turun-turun,” kata Ganjar Pranowo di Pasar Kota Wonogiri, Jumat (29/12).
Disampaikan, dulu beras paling murah sebesar Rp 11.000 per kilogram. Namun saat ini sudah mencapai Rp 14.000 per kilogram.
“Gak turun sama sekali. Artinya ada problem serius buat saya melihat persoalan ini,” ujarnya.
Ganjar menceritakan jika dirinya mendapat keluhan dari petani terkait pupuk. Berdasarkan pengecekannya di Komisi IV DPR RI, pupuk langka karena subsidinya berkurang.
“Jateng akan lebih parah karena tahun depan subsidinya dikurangi. Ada datanya, saya sampaikan. Kalau kemarin di debat ditanya soal pupuk, yang bertanya kurang paham data. Kita gak usah malu, perbaiki saja,” ujarnya.
Menurut dia, jika subsidi ditambah, cara penyampaiannya lebih tepat, tertutup dan distribusinya benar, maka pupuk tidak akan kurang. Namun kuota subsidi pupuk harus bertambah.
“Kalau tidak, maka produksi sekarang menurun. Kalau produksinya tidak terlalu bagus, maka apa yang terjadi? Orang debat impor (beras) tidak. Tapi hari ini yang terjadi di pasar adalah harga tidak turun-turun,” kata Ganjar.
“Keresahan muncul masyarakat harga pokok beras terlalu tinggi. Ini temuan saya yang terlihat,” imbuhnya.
Terkait kebutuhan lain, seperti cabai dan bawang, menurut Ganjar hal itu musiman. Ganjar akan segera kendalikan. Berdasarkan pengalamannya saat menjabat gubernur, pihaknya berkoordinasi dengan provinsi lain jika ada persoalan seperti itu.
“Sebenarnya mendengar persoalan muncul sama ibu-ibu apa sih yang muncul harga kebutuhan pokok. Pedagang minta harga beras duturunin,” kata Ganjar.
Saat disinggung terkait adanya kabar sejumlah kader Partai Persatuan Pembangunan (PPP) mendukang Paslon nomor urut 2 Prabowo-Gibran,mantan Gubernur Jateng ini menyebut bahwa itu adalah oknum.
“Kader individu (yang mendukung capres nomor urut 2), kalau individukan boleh disebut oknum kan,” kata dia.
Ia mengatakan, hal semacam itu bisa terjadi di partai apapun.
Menurut Ganjar,hal itu sudah biasa terjadi dipartai apapun.Ketika antar partai tidak perform betul dalam mengendalikan anggotanya, maka akan terjadi split ticket. Dan split ticket sepertinya terjadi dengan model dukungan seperti itu.
Lebih jauh Ganjar juga menanggapi hasil survei yang memperlihatkan dirinya lolos ke putaran kedua pilpres. Ia menilai survei yang muncul saat ini hasilnya berbeda meski waktunya sama. Maka pihaknya mempunyai survei sendiri.Seperti saat blusukan setiap saat imbuh Ganjar ,pihak melihat antusiasme masyarakat menyambutnya.
“Rasa-rasanya kondisi psikologis dan sosiologis bisa saya rasakan akan kemana suara yang terjadi,” pungkasnya.