Wonogiri-kabarwonogiri.com-Pemerintah Desa Bubakan Kecamatan Girimarto taksepakat jika daerahnya dijuluki kampung miliarder seperti kabar yang viral dimedia sosial belakangan.Disebut,berdirinya rumah mewah diwilayahnya rata-rata dengan pembiayaan dari bank.
Sekretaris Desa Bubakan Kecamatan Girimarto Suparto menyatakan wilayahnya sempat viral disejumlah media sosial belakangan ini.Desa Bubakan disebut-sebut sebagai kampungnya para miliarder.Dimana,warga di desa itu kebanyakan sukses diperantauan.
“Iya,warga kami ada sekitar 50 persen boro.Diperantauan mereka usaha dagang mi bakso dan jamu,” ujar Suparto saat ditemui awak media dikantornya,Selasa(12/12).
Maraknya sebutan “kampung miliarder” disejumlah media sosial kata Suparto membuat takenak hatinya.Menurut dia,warga yang sukses diperantauan dapat dihitung jari.Dia mengakui,dari 10 dusun di Desa Bubakan memang ada rumah-rumah dan mobil mewah.Sementara itu,secara administrasi jumlah kepala keluarga(KK) di Desa Bubakan lebih 1000 KK.
“Memang hampir di 10 dusun itu ada spot rumah mewah,paling banyak di Dusun Sikalas,selebihnya menyebar didusun lainnya,” beber Suparto.
Dari pantauan media ini,salah satu dusun di Desa Bubakan yakni Dusun Sikalas(Jarakan) terdapat tujuh rumah mewah bertingkat.Tampak dari luar,rumah pengusaha mi bakso itu menjulang tinggi.Saat awak media masuk ke salah satu rumah,nampak dinding tembok rumah dibalut dengan ornamen yang terbuat dari gypsum dan lantai granit mengkilat.Takhanya itu,didalam garasi terlihat kendaraan roda empat yang harganya ratusan juta.
Lebihjauh Suparto menegaskan,pihaknya sangat menolak dengan sebutan kampung miliarder tersebut.Sebutan itu dirasa sangat tidak tepat.Menurut dia,maraknya rumah mewah didesanya dimulai pada tahun 2015 hingga beberapa tahun belakangan.
“Saya ndak rela kalau desa saya mendapat jukukan kampung miliarder.Kampung miliarder disini kan masih kumuh belum tertata rapi dan masih banyak rumah warga yang biasa-biasa saja,” terang Suparto.
Dijelaskan,kabar yang viral dimedia sosial itu taksemuanya benar.Sebab,foto dan video yang diambil hanya rumah-rumah yang mewah saja.Sementara rumah yang biasa-biasa saja takmasuk ke dalam frame.Seperti Dusun Jarakan atau Sikalas yang terdapat sederet rumah mewah milik pengusaha bakso di Pulau Dewata( Bali )dan Pulau Sumatra(Jambi).
Suparto mengungkap fakta menarik dibalik berdirinya bangunan berkelas diwilayahnya.Menurut dia,hal itu taklepas dari bantuan pihak perbankan.
“Pinjem bank,yang banyak pinjem bank.Pinjam KUR untuk beli mobil,kalau lewat leasing kan mahal bunganya.Jadi pilih pinjam ke bank,” kata dia.
Menurut Suparto,meski pinjam uang dibank untuk bangun rumah dan membeli mobil mewah,hasil dari usaha mereka mampu untuk mengangsur cicilan ke bank.
“Memang dengan adanya kaum boro yang sukses diperantaun ini membawa dampak baik bagi Desa Bubakan.Contohnya,angka pengangguran disini sedikit.Karena mereka direkrut ikut kerja warga sini yang sukses.Setiap kali ada pembangunan masjid didusunnya mereka donaturnya,” paparnya.
Suparto menambahkan,kaum boro diwilayahnya menyebar disejumlah kota-kota besar seperti Jakarta,Sumatra,Sulawesi,Kalimantan,Bali dan Timika Papua.Sementara, rumah-rumah mewah milik perantau saat ini hanya ditempati oleh kedua orang tuanya dan bahkan ada sejumlah rumah yang kosong takdihuni.Rumah itu hanya digunakan saat mudik lebaran ataupun musim hajatan.