
Wonogiri-kabarwonogiri.com-Bekas perkampungan yang dulunya Betal Lama atau Betal Lawas kini bisa terlihat usai asatnya WGM.Takhanya puing-puing bangunan rumah warga namun juga bekas makam dan jembatan nampak jelas terlihat.
Kepala Desa (Kades) Gebang Kecamatan Nguntoronadi Kadiman menjelaskan,fenomena munculnya Betal Lama itu biasa terjadi saat kemarau. Dan, pada kemarau tahun ini hal tersebut terulang lagi.Betal Lawas kini masuk di Desa Gebang Kecamatan Nguntoronadi.Para warga yang dulunya mendiami wilayah Betal Lama itu ada yang mengikuti program transmigrasi di tiga daerah. Salah satunya adalah transmigrasi ke Sitiung Sumatra Barat.
Ada juga yang memilih untuk bergeser. Dalam hal ini, memilih untuk tinggal di wilayah yang tak terendam genangan WGM, salah satunya di Desa Gebang saat ini. Di Desa Gebang (dulunya masuk wilayah Nguntoronadi) warga berpindah ke lokasi yang saat ini merupakan wilayah Dusun Tenggarlor dan Tenggarkidul.
“Yang bergeser itu termasuk saya. Usia saya waktu itu sekitar 14 tahun. Kelas VI SD kalau tidak salah,” kata Kadiman,Senin (18/9).
Kades masih ingat betul sejumlah bangunan yang dulunya ada disana. Termasuk rumah kades terdahulu hingga bangunan sekolah dan jembatan yang akhirnya terendam WGM.
Area Betal Lawas dulunya pusat pemerintahan di Betal Lawas. Wilayah ini ada kantor kecamatan, kantor kepolisian dan juga kantor koramil.Selain itu, juga ada pasar yang dulunya ramai di wilayah itu. Hasil panem petani, banyak dijual disana.
Kadiman menuturkan, dulu saat proses transmigrasi, ada warga yang memilih pindah secara berbondong-bondong. Selain itu, ada juga warga yang menunggu terlebih dahulu dan saat genangan air sudah mendekati rumahnya, baru berpindah lokasi.
“Kalau dulu kan bangunan banyak yang dari kayu. Ini sisanya (yang masih ada) bangunan bata merah dan perekatnya gamping,” katanya.
Sementara itu, sedimentasi WGM juga berdampak ke puing bangunan yang tersisa di Betal Lama. Tanah makin meninggi di area itu.
Kalau tidak tertutup sedimentasi, imbuh Kadiman, bisa saja puing-puing sisa Betal Lama masih banyak yang terlihat. Dia juga khawatir dengan sedimentasi yang ada di WGM.
Lebihlanjut Kadiman mengatakan,masih ada sejumlah keluarga transmigran yang sesekali pulang untuk berziarah ke tempat tinggalnya atau orang tuanya di Betal Lama. Biasanya, mereka datang saat musim kemarau dimana puing-puing Betal Lama terlihat.
“Tidak hanya ada yang berkunjung. Banyak keluarga yang masih berkunjung kesini dari keluarga transmigran,” terangnya.
Camat Nguntoronadi Endrijo Rahardjo menambahkan, pengembangan wisata disana hanya bisa dilakukan saat musim kemarau saja. Saat penghujan, genangan WGM dipastikan naik lagi.
“Tapi kalau pengunjung disini (Betal Lama) memang ada. Kalau sore banyak yang kesini. Kemarin saya kesini ada yang dari Karanganyar juga,” pungkasnya.
