Kasus DBD di Wonogiri Tembus Segini

by Tarmuji

Wonogiri-kabarwonogiri.com-Ratusan laporan pasien dengan gejala DBD diterima oleh Dinas Kesehatan (Dinkes) Wonogiri dan sebagian diantaranya terkonfirmasi DBD.Kasus itu dinilai tinggi pada triwulan pertama tahun ini.

Wakil Direktur RSUD Pelayanan dan Penunjang Medik RSUD dr. Soediran Mangun Sumarso Wonogiri, Pitut Kristiyanta Nugraha mengatakan kunjungan pasien ke rumah sakit itu dengan keluhan demam cukup banyak sejak awal tahun. Diagnosis kemudian dilakukan dan diketahui ada 182 pasien menderita DBD dan demam dengue.

“Kalau demam saja tidak masuk di dalam angka itu. Jadi sudah diperiksa trombositnya. Trombosit turun masuk ke dalam data itu (182 pasien),” kata dia baru-baru ini.

Adapun penanganan pasien DBD dan demam dengue dilakukan sesuai dengan prosedur rumah sakit. Adapun 182 orang pasien DBD dan demam dengue itu tak hanya terdiri dari anak-anak, orang dewasa juga terkena penyakit itu.

Berdasarkan data RSUD, untuk pasien dengan kelompok umur 28 hari sampai 1 tahun ada 7 pasien,1-4 tahun ada 4 pasien, 4-14 tahun ada 38 pasien, 14-24 tahun ada 55 pasien.

Lalu kelompok umur 24-44 tahun 48 psien, 44-64 tahun 23 pasien dan lebih dari 64 tahun 7 pasien.

Pitut menerangkan, jangka waktu perawatan pasien berbeda-beda. Tergantung kondisi pasien hingga sembuh dan bisa dibawa pulang.

Terpisah, Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan (Dinkes) Wonogiri Satyawati Prawirohardjo mengatakan pihaknya memverifikasi laporan Kewaspadaan Dini Rumah Sakit (KDRS) yang menerangkan status pasien, dari rumah sakit yang ada dengan tools atau aplikasi dan kemudian diketahui ada berapa kasus DBD.

Dari laporan 624 KDRS yang masuk, tidak semua pasien makuk kategori terkena DBD. Yang masuk kategori DBD ada 122 orang pasien. Itu data hingga akhir pekan lalu.

Catatan koran ini, pada Jumat (8/3) lalu ada 43 kasus DBD dari awal tahun. Dengan begitu, terjadi peningkatan kasus yang cukup banyak dalam waktu singkat.

“Itu juga ada yang delay report. Jadi dilaporkan terlambat. Pasien sudah pulang ternyata baru dilaporkan. Ada juga (rumah sakit) yang merapel pelaporan,” kata dia.

Pihaknya berharap, rumah sakit bisa segera melaporkan KDRS usai pasien terkonfirmasi. Dengan begitu, tidak ada delay report dan puskesmas bisa segera melakukan langkah-langkah lanjutan dengan cepat.

“Dari 122 kasus yang meninggal ada 4 orang,” paparnya.

Pada 2023 lalu tercatat ada 28 kasus DBD dan tidak ada pasien yang meninggal. Sementara pada 2022 ada 97 kasus DBD dengan IR tiga kasus kematian akibat DBD.

Menurut Wati, kondisi iklim saat ini sangat mendukung perkembangan nyamuk aedes aegypti, nyamuk yang membawa virus dengue. Musim penghujan dengan cuaca panas membuat nyamuk itu bereproduksi dengan baik.

“Gerakan PSN (pemberantasan sarang nyamuk) diperlukan untuk melakukan pencegahan. Kalau fogging, itu jalan terakhir karena membunuh nyamuk dewasa saja,” kata dia.

Adapun PSN bisa dilakukan dengan 3 M plus yakni menguras atau membersihkan tempat penampungan air, menutup rapat tempat penampungan air dan memanfaatkan atau mendaur ulang barang bekas yang berpotensi menjadi tempat berkembang biak nyamuk.

Selain itu juga dengan menaburkan bubuk abate di tempat penampu gan air yang sulit dibersihkan, menggunakan obat nyamuk dan lain sebagainya.

Selain itu, jika ada orang yang terkena DBD sebisa mungkin memghindari higitan nyamuk. Itu agar virus tak terbawa oleh nyamuk dan oleh nyamuk ditularkan ke orang lain.

Related Posts

Leave a Comment