
Wonogiri-kabarwonogiri.com-DPD LDII Wonogiri membantu penyaluran air bersih di wilayah Wonogiri. Penyaluran itu dilakukan di Wonogiri bagian timur yang menyasar ke ratusan kepala keluarga.
Diketahui, wilayah yang rawan terdampak kekeringan adalah Wonogiri selatan. Namun di wilayah Wonogiri timur sebagian wilayah juga terdampak. Wilayah itu adalah Kecamatan Jatiroto & Kismantoro.
Berdasarkan laporan, dari 15 desa/kelurahan yang ada di Jatiroto, ada 4 desa yang kekurangan air bersih, yakni Desa Guno, Desa Dawungan, Desa Boto dan Desa Brenggolo. Sedikitnya 230 kepala keluarga yang terdampak di empat desa tersebut.
Dewan Penasehat LDII Wonogiri KH Sunadi Ali Mustofa mengatakan pihaknya menyerahkan bantuan air bersih sebanyak 30 tangki, Kamis (26/10/2023). Bantuan itu diarahkan untuk membantu warga Kecamatan Jatiroto dan Kismantoro Wonogiri yang kini dilanda krisis air bersih.
“Musim kemarau tahun ini memang cukup panjang dan sangat terasa sehingga kita berharap bantuan ini akan bermanfaat bagi warga yang membutuhkan,” kata dia.
Kapolsek Jatiroto, Iptu Pudyono mengatakan Desa Guno, khususnya di Dusun Pagersari yang dilanda krisis air bersih ada 50 KK . Jumlah tersebut bisa bertambah lagi kalau tidak segera turun hujan.
“Iki karena sumber-sumber air di pegunungan Brenggolo sudah kering tidak ada airnya,” kata Pudyono.
Pengurus harian DPD LDII Wonogiri Agung Susanto menambahkan bakti sosial bantuan air bersih ini dilakukan keluarga besar LDII sebagai bagian dari tugas sosial dan rasa kemanusiaan. Awalnya pihaknya mendapatkan laporan dari pengurus PC LDII setempat terkait warga yang kesulitan mendapatkan air bersih karena dampak kemarau panjang.
“Kami berkolaborasi dengan DPP LDII dan secara spontan hanya dalam perencanaan tiga hari saja kami bisa melakukan dropping air yang ternyata memang sangat dibutuhkan di dua kecamatan ini,” papar dia.
Agung berharap banyak ormas atau komunitas lain yang juga merespon kondisi ini. Sehingga warga yang terdampak kekeringan bisa mendapatkan bantuan secepatnya.
“Ini salah satu upaya langkah antisipatif untuk meminimalkan pengeluaran masyarakat akibat kekurangan air bersih,” kata Agung.