WONOGIRI, Kabarwonogiri.com – Menilik rangkaian acara akhir tahun di Wonogiri, Pemerintah Kabupaten Wonogiri menggelar Loka(L)Karya dan Expo Kreatif Kuliner sejak Minggu (24/12/23) hingga Rabu kemarin (27/12/23).
Loka(L)Karya hari ketiga ini mengusung tema Kopi Wonogiri dengan tajuk Pengenalan Dasar Roasting Kopi oleh Wonogirich (Wonogiri Coffee House), komunitas pegiat kopi di Wonogiri. Acara ini dimulai pukul 09.30 – 11.30 WIB di Alun-Alun Giri Krida Bakti Wonogiri.
Meskipun kopi Wonogiri belum setenar seperti kopi dari daerah lain, namun, salah satu daerah di Jawa Tengah tersebut memiliki potensi yang tak kalah dengan kopi lokal lainnya.
“Kopi di Wonogiri sudah ada sejak era Mangkunegara IV. Bahkan, pada era itu Wonogiri dijadikan sebagai salah satu daerah sentra budidaya kopi selain Karanganyar,” terang Bagus, pegiat kopi Wonogiri ketika ditemui Kabar Wonogiri, Rabu (28/12/23).
Menurut Bagus, ada dua macam kopi yang banyak ditemukan di daerah Wonogiri, yaitu kopi jenis arabika dan robusta. Di deretan kaki gunung Lawu, merupakan lahan yang cocok untuk budidaya kopi arabika, yang mencakup Kecamatan Bulukerto, Girimarto, Slogohimo, Jatipurno, dan Puhpelem, sedangkan di sekitar pegunungan Seribu lebih cocok sebagai daerah tanam kopi Robusta, yang meliputi Kecamatan Jatiroto, Karangtengah, Tirtomoyo, Kismantoro, dan Batuwarno. Adapun produksi unggulan untuk masing-masing varietas kopi tersebut terdapat di Desa Conto, Kecamatan Bulukerto dan Desa Brenggolo, Kecamatan Jatiroto.
Acara Loka(L)Karya hari ketiga ini diawali dengan Pengenalan Dasar Roasing Kopi atau proses pengolahan kopi. Roasting kopi adalah proses pemanggangan biji kopi untuk mengeluarkan aroma dan rasa yang terkunci di dalam biji kopi tersebut. Biji kopi yang di-roasting awalnya berwarna hijau yang kemudian dipanggang dalam suhu dan waktu tertentu yang menyebabkan warnanya berubah menjadi kecokelatan.
Roasting kopi atau penyangraian biji kopi ini memiliki tingkatan pemanggangan yang berbeda-beda, yang akan berujung pada rasa kopi yang bervariasi. Ada tiga tingkatan kematangan biji kopi, yaitu light, medium dan dark. Setiap tingkatan ini akan mempengaruhi kualitas aroma dan rasa dari kopi.
Pada Level Light Roast, proses pemanggangan biji kopi dalam suhu 180-205 derajat celcius untuk menghasilkan kopi dengan kandungan kafein dan asam yang tinggi. Dalam level roasting kopi ini, biasanya minyak dalam biji kopi tersebut pun juga belum ada karena proses roasting kopi yang belum terlalu lama. Tapi, kopi dengan level roasting light ini bisa menghasilkan kopi beraroma buah sedikit sedikit rasa asam.
Pada Level Medium Roast, proses roasting kopi ditingkatkan satu tingkat lebih tinggi dibandingkan light roast. Biasanya, pada proses medium roast, biji kopi dipanggang dalam suhu 210 derajat celcius untuk menghasilkan warna biji kopi yang kecokelatan. Kopi yang dipanggang dengan level medium roast ini juga umumnya tidak memiliki minyak, namun memiliki kadar kafein yang sedikit lebih rendah dan menghasilkan kopi dengan rasa, aroma, dan tingkat keasaman yang seimbang.
Kemudian pada Level Dark Roast, biji kopi akan terlihat cokelat tua, karena telah dipanggang pada suhu 225 derajat celcius.
Proses roasting ada beberapa tahapan. Berikut tahapan-tahapan yang terjadi saat kopi mengalami proses roasting. Pertama, pengeringan. Tahap pengeringan ini dilakukan untuk tujuan mengeluarkan kandungan air yang terdapat pada biji. Selain itu agar green bean yang semula berwarna kehijauan berubah warna menjadi kecoklatan. Tahap pengeringannya dengan cara dipanggang.
Kedua, penguningan. Tahap penguningan dilakukan dengan cara menggunakan saluran udara yang ada di mesin roasting. Saluran tersebut secara tidak langsung akan membantu mengelupas kulit tipis yang menempel pada biji kopi, sehingga warna kopi akan berubah menjadi warna kecoklatan.
Ketiga, first crack. Biji kopi akan mulai memecah atau craking apabila campuran antara gas karbon dioksida dan air menguap di dalam biji kopi. Pada tahap ini karakter pada biji kopi dapat mulai terbentuk.
Keempat, menentukan warna biji kopi. Pada proses ini biji kopi bertekstur lebih lembut di permukaannya. Pada tahap ini, roaster dapat menentukan warna permukaan biji kopi serta tingkatan roasting kopi.
Kelima, second crack (pecahan kedua). Dalam tahap ini, minyak alami yang terdapat kopi biasanya akan muncul ke permukaan biji. Nah, rasa-rasa kopi mulai berkembang pada tahap ini.
Selain mengenalkan proses pengolahan kopi yang baik dan benar, pegiat kopi dari Wonogirich ini juga menjelaskan ciri-ciri kopi yang berkualitas bagus dan yang kurang bagus, cara penyimpanan kopi, serta pengetahuan dasar mengenai kopi asli Wonogiri.
Penulis: Eka Prasiptya Ayu Saputri