Wonogiri-kabarwonogiri.com-Pantai Sembukan merupakan salah satu destinasi wisata di Wonogiri. Pantai ini memiliki banyak fungsi dan sejarah.
Pantai pasir putih ini berlokasi di Dusun Kranding Desa Paranggupito Kecamatan Paranggupito Wonogiri. Jarak Pantai Sembukan dengan Kota Wonogiri sekitar 60 kilometer. Bisa ditempuh dalam waktu sekitar 1,5 jam.
Bukan hanya sekadar untuk wisata liburan saja. Tapi pantai ini juga dijadikan sebagai tempat wisata ritual. Sebab di Sembukan diyakini sebagai tempat petilasan para raja-raja. Sehingga banyak wisatawan melakukan ritual khusus.
Sesepuh Desa Paranggupito, Dwi Hartono, mengatakan Pantai Sembukan diapit oleh tiga bukit. Di bukit sebelah kiri terdapat Sanggar Tri Silp Weda atau Pasenggrahan utama. Di bukit sebelah kanan (belakang) terdapat masjid yang dibangun oleh mantan Bupati Wonogiri Begug Purnomosidi.
Sementara itu, di bukit paling ujung atau kanan depan terdapat titik busur mata panah. Lokasi itu disebut Patuk Ngasem. Ada sebuah pelataran dari keramik merah yang berukuran 3×3 meter persegi.
“Beberapa orang yang menggeluti supranatural menyebutkan jika Pantai Sembukan merupakan gerbang ke-13 Ratu Selatan. Ada yang menyebutkan jika di pantai ini ada petilasan Brawijaya V dan Pangeran Sambernyawa,” kata Dwi Rabu (15/1/2025).
Ia menuturkan sejumlah orang mendatangi Pantai Sembukan di hari khusus untuk melakukan ritual. Biasanya mereka melakukan ritual pada Selasa Kliwon, Kamis Pahing dan Jumat Kliwon.
“Mereka ritual di sini hingga ada yang sampai menginap beberapa hari. Memohon petunjuk kepada Allah. Untuk pengobatan sakit, ada yang tersugesti agar pekerjaanya lancar dalam melaksanakan tugas,” jelasnya.
Dwi menerangkan kegiatan ritual itu sudah dikenal masyarakat luas di Indonesia. Ada yang datang dari Papua. Bahkan ada yang pernah dari manca negara. Pasalnta ada prasasti glory di kawasan Sembukan.
“Dari orang mancanegara yang datang ke sini itu mengatakan berdasarkan pantauan satelit di sini itu ada pancaran cahaya biru. Di jawa ini ada tiga, Keraton Yogyakarta, Keraton Solo dan Sembukan sini. Tapi kalau di sini tepatnya mana gak paham. Ada yang bilang titiknya di sanggar sana,” tandas Dwi.
