TPS3R Wuryantoro Diresmikan

by Tarmuji

Wonogiri-kabarwonogiri.com-Tempat Pengelolaan Sampah Reuse Reduce Recycle (TPS3R) di wilayah Kecamatan Wuryantoro diresmikan,Senin(27/11).Selain menjadi pilot proyek,TPS3R itu diklaim mampu memiliki daya tampung 10 ton perharinya.


“TPS3R Wuryantoro ini pertama kali ada di Wonogiri.Harapannya kedepan bisa dikembangkan dikecamatan lain,”ujar Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Wonogiri Bahari kepada wartawan di Wonogiri.

Menurut dia, TPS3R itu juga diresmikan langsung oleh Bupati Wonogiri Joko Sutopo.Sementara itu untuk operasionalnya belum ditentukan namun sudah ada kesepakatan SOPnya.Dan itu kata dia,tergantung kesepakatan antara Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) dengan komponen masyarakat. Pemerintah kelurahan dan kecamatan akan ikut memfasilitasi hal tersebut.

Diketahui, TPS3R di Lingkungan Jaban, Kelurahan/Kecamatan Wuryantoro itu sempat disoal warga. Disinggung terkait hal tersebut, Bahari mengklaim sejauh ini tak ada kendala yang ditemui usai dilakukan edukasi oleh camat dan lurah setempat.

“TPS3R di Wonogiri ini sesuatu yang baru. Sehingga cara pandang masyarakat sebelumnya mungkin belum mengetahui. Sejauh ini tidak ada kendala,” bebernya.

Lebih jauh, Bahari menerangkan, anggaran TPS3R itu senilai Rp 500 juta. Itu dari Kementerian PUPR melalui BPPW Jateng.Ditempat itu,diklaim mampu menampung sekitar 10 ton sampah.

Bahari menjelaskan, alasan diambil titik pembangunan TPS3R di lokasi tersebut karena di Wuryantoro sudah memiliki embrio awal terkait dengan pengelolaan sampah. Itu dilakukan oleh KSM setempat.

Sebelumnya, KSM berkegiatan di pinggir Waduk Gajah Mungkur (WGM). Karena tak diperbolehkan, maka pemerintah memberikan jalan keluar dengan diberikannya TPS3R itu.

“Syarat TPS3R ini sudah ada embrio pengelolaan, penanganan sampah yakni KSM dan ada konsumennya. Konsumennya bagaimana, kita serahkan ke KSM,” kata dia.

Menurut Bahari, secara umum teknis TPS3R itu berawal saat anggita KSM mengangkut sampah ke TPS3R. Sampah kemudian dipilah antara organik dan anorganik. Sampah organik akan dibuat kompos hingga budidaya maggot.

“Yang anorganik dipilih. Ada kertas, kaca dan sebagainya yang punya nilai ekonomi. Saat sudah dikumpulkan, bisa dijual. Kalau sampah yang tidak termanfaatkan, diambil DLH untuk dibawa ke TPA. Itu gambarannya,” tandasnya.

Related Posts

Leave a Comment